Selasa, Januari 14, 2025
SONJO Angkringan

SONJO Angkringan #64: Mengenal Inovator Pengolahan Sampah

Teknologi pengolahan sampah sudah berkembang demikian pesat. Sampah bisa diolah mulai dari cara yang sederhana (untuk pakan ternak, biopori, ember tumpuk, dll), hingga cara yang canggih (pengolahan residu sampah hingga untuk pembangkit energi). SONJO Angkringan #64 mengangkat topik mengenal para innovator pengolahan sampah. Mengapa para inovator ini tergerak untuk mengembangkan teknik pengolahan sampah? Kompleksitas apa yang mereka hadapi terkait dengan berbagai teknik untuk mengolah sampah yang mereka kembangkan?

Pembicara:

  1. Rania Naura Anindhita, Eco Nusantara Kerta, Eco-Lindi: https://youtu.be/eWXrDc6ERZo
  2. Nasih Widya Yuwono, Fakultas Pertanian UGM,  Ember Tumpuk: https://youtu.be/h9J5YpNfd1Y
  3. Ani Setyopratiwi, Departemen Kimia, FMIPA, UGM, Pengelolaan Minyak Jelantah (materi)
  4. Soenarwan Hery Poerwanto, Fakultas Biologi, UGM, Vermicomposting
  5. Chandra Wahyu Purnomo, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UGM, Pengolahan Residu Sampah (materi).

Moderator: Evi Noor Afifah, Dosen FEB UGM dan pegiat SONJO. Rekaman SONJO Angkringan #64 dapat diakses di tautan berikut: https://www.youtube.com/live/4XigZjMeNS4?feature=share.

Mbak Rania, Pak Nasih dan Pak Hery fokus di bidang pengolahan sampah organik. Pak Nasih adalah penemu teknik yang dikenal luas sebagai “ember tumpuk”, yaitu tumpukan dua ember untuk mengolah sampah organik yang menghasilkan bahan dasar sampah cair dan sampah padat. Mbak Rania, adalah mahasiswa IUP Fakultas Biologi, UGM dan menemukan Eco Lindi. Eco Lindi adalah cairan yang dikembangkan oleh Mbak Rania untuk menghilangkan bau yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Pak Hery mengembangkan pengembangbiakan cacing dengan memanfaatkan sampah organik.

Bu Ani menggeluti pengolahan minyak jelantah, baik untuk dibuat sabun maupun untuk purifikasi jelantah agar bisa digunakan ulang. Pak Chandra fokus pada pengolahan residu sampah. Berbagai teknik pengolahan dipaparkan oleh Bu Ani dan Pak Chandra.

Menarik untuk mencermati bahwa para innovator ini mengembangkan teknik pengolahan sampah bermula dari permasalahan yang dihadapi di tingkat masyarakat. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk pengolahan sampah, meski demikian memang tidak semua sampah pada akhirnya dapat diolah.

Sampah Residu masih menjadi kendala karena kalaupun bisa diolah, diperlukan skala ekonomi yang besar agar bisa diolah dan layak dilakukan secara ekonomi. Meski demikian terdapat regulasi yang mengatur perusahaan yg memiliki produk-produk pencipta sampah residu, memiliki kewajiban untuk mengolahnya. Aturan sebenarnya sudah ada namun demikian aturan yang ada tidak ditegakkan.

Pada titik ini ada potensi penyelesaian masalah sampah secara paripurna. Rumah tangga memilah dan memilih sampah serta  sebisa mungkin mengolah sampah organik. Sampah anorganik bisa didaur ulang. Bebebrapa jenis residu bisa didaur ulang meski harus memenuhi skala ekonomi. Pihak perusahaan pembuat produk yang menghasilkan sampah residu bertanggungjawab mendaur ulang sampah yg diciptakannya, meski tentu saja akan ada dampak thd harga produk tsb.