Minggu, Desember 8, 2024

Mengenal SONJO

SONJO adalah gerakan kemanusiaan fokus pada upaya membantu masyarakat rentan dan berisiko terkena dampak penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata sonjo (Bahasa Jawa) berarti silaturahmi dan khusus untuk gerakan kemanusiaan ini SONJO adalah singkatan dari Sambatan Jogja. Sambatan adalah bentuk gotong-royong yang banyak dilakukan di daerah-daerah pedesaan di Jawa untuk membangun rumah warga/fasilitas publik. SONJO menggunakan Whatsapp Group (WAG) sebagai media utama dalam berkoordinasi melakukan berbagai program.

SONJO didirikan sejak 24 Maret 2020 dan berkembang sangat cepat. Hingga Juli 2021, telah terbentuk 24 WAG di SONJO, 20 diantaranya adalah WAG internal SONJO, dan 4 WAG adalah WAG gabungan dengan komunitas di daerah lain atau perusahaan. Setiap WAG focus pada bidang tertentu. Anggota SONJO kurang lebih 2000 orang dan masing-masing berkontribusi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Program yang berkembang di dalam SONJO terbagi ke dalam tiga sektor, yaiti kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Gerakan SONJO bersifat inklusif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat di DIY.

WAG Internal SONJO

Hingga 31 Juli 2021, telah terbentuk 20 WAG internal SONJO yang masing-masing fokus pada bidang tertentu. WAG tersebut diantaranya:

  1. SONJO HQ. Ini adalah WAG pertama SONJO dan di awal perkembangan SONJO, WAG ini adalah pusat koordinasi seluruh kegiatan yang ada di SONJO.
  2. SONJO Database. Grup yang fokus membahas teknis eksekusi dari program-program yang akan dijalankan oleh SONJO.
  3. SONJO Pangan-1. Grup yang terbentuk untuk membantu penyelesaian masalah ketahanan pangan yang ada di DIY. WAG ini muncul sebagai dampak dari pelaksanaan WFH yang kemudian menciptakan putusnya permintaan dan penawaran di pasar makanan dan bahan pangan.
  4. SONJO Pangan-2. Grup ini adalah perluasan dari WAG SONJO Pangan-1 karena jumlah UMK yang tergabung lebih dari 256 orang, sehingga diperlukan WAG kedua.
  5. SONJO Inovasi. WAG ini mengumpulkan para inovator pembuat alkes ke dalam satu wadah. Para innovator tersebut membuat berbagai alat yang diperlukan untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Dana pengembangan inovasi diperoleh dari universitas tempat para inovator bekerja. SONJO memfasilitas kebutuhan alkes/APD untuk melakukan pengujian serta membuatkan poster untuk diseminasi sekaligus promosi produk-produk yang telah dihasilkan.
  6. SONJO Legawa. WAG yang fokus pada penyaluran bantuan pangan kepada kelompok rentan, bantuan alat kesehatan dan logistik kepada kelompok berisiko (tenaga medis dan masyarakat rentan). WAG ini mempertemukan pihak RS/Puskesmas, Lembaga-lembaga kemanusiaan (ZIS UGM, LazisNU, LazisMU, dll), produsen APD/Alkes, donator, dan inovator alat kesehatan.
  7. SONJO Media. WAG ini berisi para relawan SONJO dan aktivis media massa. WAG ini digunakan sebagai diseminasi informasi kepada para wartawan terkait dengan berbagai capaian yang telah dibuat oleh SONJO dan penyebaran diseminasi informasi publik yang bermanfaat.
  8. SONJO Pembelajaran. WAG ini mengakomodasi rekan-rekan dari luar DIY yang ingin membangun gerakan kemanusiaan serupa dengan SONJO di daerah mereka masing-masing. Program dari WAG ini adalah SONJO Observer. Program ini memberikan kesempatan rekan-rekan dari daerah lain untuk ikut di WAG SONJO selama 7×24 jam untuk belajar bagaimana sistem di SONJO bekerja. Setelah itu rekan-rekan observer akan digantikan oleh observer dari daerah lain. Di sinilah mereka bisa bertukar pendapat dan sharing pengalaman bagimana kompleksitas membangun gerakan kemanusiaan seperti SONJO di daerah masing-masing.
  9. SONJO Pendidikan. WAG ini fokus pada upaya mencari solusi bagi menghadapi kendala pengajaran akibat pandemi Covid-19, khusus untuk pendidikan dasar dan menengah. WAG ini baru terbentuk sejak 22 Juni 2020 setelah SONJO Angkringan #10 yang mengangkat tema kompleksitas pengajaran daring di pendidikan dasar dan menengah.
  10. SONJO Wedding dan Wisata. WAG ini fokus pada upaya para pelaku wedding dan wisata di Yogyakarta untuk menghidupkan kembali aktivitas mereka dengan konsep digital dan protokol kesehatan yang ketat.
  11. SONJO Kebijakan. WAG ini merupakan WAG berisi para ahli kebijakan publik yang fokus untuk memformulasi rekomendasi kebijakan yang tepat diambil oleh pemerintah pusat maupun daerah merespon keadaan di lapangan (evidence based policy).
  12. SONJO Rewangan. Wadah berkumpulnya para direktur rumah sakit di DIY dalam membantu proses rujukan pasien Covid-19 antar rumah sakit.
  13. SONJO Tangguh. WAG berisi para Lurah, Panewu/Camat, koordinator shelter, dan relawan lapangan Covid-19 sebagai tempat diskusi pelaksanaan penanganan pandemi Covid-19 di lapangan, termasuk pembangunan shelter di desa.
  14. SONJO Rukti Jenazah. Wadah para pakar dan relawan rukti jenazah Covid-19 dan mobilisasi bantuan logistik yang diperlukan oleh relawan rukti jenazah di lapangan.
  15. SONJO Pertanian. WAG ini mendiskusikan terobosan-terobosan terbaru untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan dating melalui jalur pertanian.
  16. SONJO Srikandi. Berisi para penggerak PKK di tingkat daerah di DIY untuk memaksimalkan peranan keluarga dan perempuan dalam penanganan pandemic Covid-19 di wilayah DIY, khususnya terkait dengan 5M, vaksinasi dan posyandu.
  17. SONJO Ekspor. WAG berisi pelaku UMKM maupun produsen barang tertentu berkualitas ekspor di DIY dan mendiskusikan berbagai strategi dalam mengembangkan kualitas produk UMKM di DIY.
  18. Database Shelter. WAG yang berisi para koordinator shelter desa di DIY dan lurah sehingga dapat menjadi tempat diskusi pengembangan shelter dan update terkini data ketersediaan tempat tidur shelter desa bagi pasien Covid-19 di DIY.
  19. SONJO Saras. WAG ini berisi relawan mahasiswa dan ahli kesehatan yang fokus pada quality assurance shelter-shelter yang telah dibangun dan dipastikan kualitasnya tetap memenuhi standar kesehatan.
  20. Komando Tes PCR. WAG ini dibentuk untuk koordinasi permasalahan penurunan testing PCR di wilayah DIY akibat banyaknya pegawai laboratorium yang terindikasi mengalami Covid-19.

WAG Kerjasama Lintas Wilayah

  1. Sambatan Lingkar Muria. WAG Kerjasama antara SONJO dengan relawan lapangan dan elemen masyarakat di wilayah lingkaran Muria (Pati, Kudus, Jepara) dalam merespon kenaikan kasus yang terjadi di wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu.
  2. Rereongan Jawa Barat. WAG kerjasama antara SONJO dengan relawan lapangan dan elemen masyarakat di wilayah Jawa Barat dalam merespon penanganan pandemi Covid-19 di wilayah tersebut. WAG ini mengalami beberapa kali perluasan, bermula dari Rereongan Bandung Barat, kemudian menjadi Rereongan Bandung Raya dan terakhir menjadi Rereongan Jawa Barat.
  3. Sambatan OTO. WAG Kerjasama antara SONJO dengan PT. OTO Bogor dalam usaha membangun shelter di Kawasan PT OTO.
  4. Rupil Ancol dan SONJO. WAG Kerjasama antara SONJO dengan manajemen PT Pembangunan Ancol dalam pembentukan rumah pulih (seperti shelter isolasi mandiri) bagi pasien Covid-19 tanpa gejala di wilayah Jakarta.

Komite Kepatuhan

Bahwa SONJO adalah organisasi informal itu adalah benar adanya. Namun terlepas dari fakta apakah suatu organisasi bersifat formal maupun informal, ketika organisasi tersebut berkembang, maka potensi free riding, hazar moral dan misinformation seringkali terjadi. Untuk memitigasi risiko tersebut, dibentuk Komite Kepatuhan di SONJO. Komite ini dibentuk untuk memastikan bahwa semua program dan kegiatan di SONJO patuh terhadap semua ketentuan yang berlaku.

Fokus Komite Kepatuhan adalah untuk memitigasi risiko terkait potensi, free ridingmisinformation, dan moral hazard. Terkait hal tersebut Komite Kepatuhan dibentuk dengan melibatkan 5 anggota yang telah memiliki kompetensi dan reputasi Panjang terkait dengan manajemen risiko dan anti korupsi. Adapun anggota Komite Kepatuhan SONJO adalah sebagai berikut:

  1. Prof. Sigit Riyanto, PhD (FH-UGM)
  2. Prof. Ova Emilia, PhD (FK-KMK, UGM)
  3. Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm. Apt. (Lurah Panggung Harjo, Bantul)
  4. BM Purwanto, PhD (FEB, UGM)
  5. Dr. Oce Madril, (Pukat-FH-UGM)

Kepatuhan SONJO terhadap berbagai regulasi pemerintah adalah penting, mengingat hal ini adalah bagian dari aspek integritas yang dijunjung tinggi oleh SONJO. Sejarah pembentukan SONJO tidak terlepas dari peran penting para aktivis dosen anti korupsi di UGM, yang tergabung dalam Gerakan UGM Berintegritas. Sebagai organisasi informal, SONJO tidak dipernankan memperoleh pendanaan dari lembaga manapun (sesuai peraturan OJK). Kepercayaan adalah modal utama SONJO dan kepercayaan adalah fungsi dari integritas dan transparansi.

Dalam perkembangannya SONJO banyak memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan dari lembaga donor kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan (pelaku isoman, pasien isolasi di shelter, tim relawan rukti jenazah, tim relawan penguburan jenazah, dll). Meski demikian tidak ada sepeserpun dana yang mengalir ke SONJO karena yang dilakukan SONJO hanyalah mempertemukan antara pihak donatur dengan para penerima bantuan. Semua fasilitas yang tersedia di SONJO dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa dipungut biaya apapun. Hal ini memang sejalan dengan strategi SONJO yaitu menyediakan barang publik bagi masyarakat di DIY untuk menurunkan transaction costs yang muncul akibat pandemi.